Sabtu, 28 Januari 2012

Diam dan Memelihara Lidah


Bismillahirrahmaanirrahiim

Kehidupan seseorang di muka bumi ini telah diatur oleh Allah SWT, semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz dan ditetapkan segala halnya ketika manusia berada di dalam kandungan umur 80-90 hari. Pada saat itulah, bagaimana kehidupan kita selanjutnya telah ditetapkan dan akan dijalankan oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Kehidupan baik ataupun kehidupan buruk yang akan kita jalani sudah ditetapkan oleh Allah SWT, kita hanya menjalankan sesuai kehendak-Nya.
Ketika kehidupan itu berlangsung, ilmu yang haq sudah sampai kepada kita dan kita sudah mengetahui apa yang akan didapatkan oleh seorang manusia kelak di akhirat atas setiap jengkal kehidupan yang dilalui, maka tentulah kita mengetahui konsekuensi kehidupan yang diberikan kepada kita, yang tentunya kita mengharapkan pahala kebaikan atas segala ilmu yang kita dapat dan kita amalkan yang akan berbuah Surga.
Begitupun bagi mereka yang tidak ber-ilmu yang tentunya mereka tidak mengetahui bagaimana hakikat kehidupan seorang Hamba Allah SWT, dan pada akhirnya mereka akan menuai kesalahan-kesalahan yang ternyata telah membukakan jalan bagi mereka untuk menuju jalan kesesatan yang dimurkai Allah SWT dan mereka telah membuka pintu Neraka selebar-lebarnya. Naudzubillahi min dzalik.

Lihatlah, 2 contoh di bawah ini yang menggambarkan sebagian kecil kehidupan manusia antara yang mengetahui makna penciptaan dia sebagai manusia dan yang tidak mengetahui hal itu.

"Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar" kalimat dzikir yang indah ini diungkapkan oleh seorang muslimah yang taat dalam ibadahnya kepada Allah SWT. Hingga dia tersedu-sedu ketika mengurutkan setiap bilangan dzikir yang dia hitung dengan ruas-ruas jarinya setiap setelah shalat ataupun ketika dzikir pagi dan petang yang rutin dia laksanakan.

"haduh, bete aku.. gak ada kerjaan... mendingan aku dengerin musik, siapa tahu buat aku senang..'kau begitu indah, ho-ho-ho....', hemm.. bagus juga ini lirik.. terusin lagi ahh............... " lantunan lirik ini diungkapkan oleh seorang wanita, yang baginya hal itu telah menenangkan hatinya ketika dia tertimpa masalah. 

2 contoh di atas sudah memberikan penjelasan bagaimana perbedaan kehidupan seorang yang selalu ingat kepada Allah SWT dan kepada seseorang yang hanya ingat tentang lirik lagu yang menenangkan baginya.

Kejadian di atas adalah salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh anggota tubuh yang bernama LIDAH. 

Lidah, yang dikenal hanya terdiri dari sedikit daging dan di dalamnya terdapat kelenjar-kelenjar yang memudahkan kita untuk berucap setiap kata, untuk memuji atau untuk menghina, untuk berteriak, untuk memanggil seseorang dan berbagai kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh seonggok daging yang dinamakan LIDAH.. 

Padahal saudariku, tahukah kalian kenapa Allah SWT menciptakan lidah/ lisan kita??
ya... itu semua untuk berbicara, tapi ternyata ada spesifikasinya dari fungsi lidah itu sendiri..
1. untuk senantiasa menaati perintah Allah SWT, untuk berdzikir, dll yang dapat menambah tabungan pahala bagi kita kelak.
2. untuk menaati syaithan sebagai sarana untuk mengadu domba sesama manusia atau mengucap kata-kata yang tidak baik.

Sekarang tinggal pilih bagi kita, fungsi lidah yang manakah yang akan kita gunakan dalam kehidupan kita?

Padahal jelas Rasulullah SAW bersabda,"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkata yang baik atau diam........... "(HR. Bukhari)
maka, alangkah lebih baik bagi kita untuk berbicara yang baik atau diam sebagai realisasi dari keimanan kita kepada Allah dan hari akhir. 

Ternyata, ketika kita tidak bisa menjaga lisan dan kemaluan kita, neraka adalah tujuan akhir yang akan didapat. Naudzubillahi mindzalik.


QS. Qaf ayat 18 menjelaskan


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Arti :»(18). Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
Tafsir » 018. (Tiada suatu ucapan pun yang dikatakan melainkan ada malaikat pengawas) yakni malaikat pencatat amal (yang selalu hadir) selalu berada di sisinya; lafal Raqiib dan 'Atiid ini keduanya mengandung makna Mutsanna.


Apakah ayat Al-Qur'an di atas tidaklah mencukupi bahwasanya segala sesuatu yang kita ucapkan selalu tercatat oleh malaikat pengawas yang selalu berada di sisi kita tanpa pernah sedetikpun berpaling dari kita?? 
Dan apakah kita menginginkan setiap keburukan kata yang diungkapkan tercatat lengkap oleh para malaikat yang nantinya akan dipertanggung jawabkan dihadapan semua makhluk ketika di akhirat kelak?


TENTU TIDAK.. tentu sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hanyalah menginginkan kebaikan dari setiap rekaman kehidupan yang akan diperlihatkan kelak. 


Maka hendaknya setiap dari kita berusaha meraih salah satu kebaikan itu dengan menjaga mulut kita dengan berbicara yang baik atau lebih baik diam.


Hasan Al Basri berkata "paling banyak aku dapati orang-orang diam dicap sebagai orang yang dungu padahal dia adalah orang yang paling pandai agamanya"
Subhanallah, dari perkataan ulama diatas sudah menjelaskan bahwa orang yang diam adalah orang yang pandai dalam agamanya, lalu bagaimanakah dengan orang yang banyak berbicara ? apakah dia adalah seorang yang paling bodoh dalam agamanya? Naudzubillah, jika memang seperti itu yang terjadi.....




Berikut ini adalah penyebab-penyebab yang menjadikan kita sebagai seseorang yang tidak bisa diam ::


1. Membicarakan hal-hal yang tidak ada hubungan dengannya.
    Maksudnya, pada kenyataan yang terjadi di kehidupan adalah ketika terjadi suatu perkumpulan yang ditujukan untuk membahas suatu permasalahan, mereka memasukkan sindiran-sindiran kecil tentang permasalahan lain yang tidak bermanfaat lalu menjadi lebar dan akhirnya akan melupakan atau menyingkirkan permasalahan pokok yang menjadi tujuan utama dalam perkumpulan tersebut.
     Hal ini adalah perbincangan sia-sia yang tidak ada manfaatnya. kecuali, didalam pembicaraan itu adalah tentang ilmu, itu adalah lain hal.... Jangan samakan perbincangan tentang ilmu dengan perbincangan lain yang jelas-jelas telah keluar dari koridor ilmu. 

2. Membicarakan segala sesuatu yang didengar dan dilihat.
     Hal ini adalah yang biasa terjadi di sekitar masyarakat kita, yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang mengherankan, pastinya di setiap benak insan yang dibekali fitrah oleh Allah SWT, ingin menceritakan hal tersebut kepada orang banyak agar mereka bisa mengetahui ataupun memberikan solusi atau memberikan tanggapan terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Tapi ternyata, hal ini adalah suatu kesia-sian belaka yang mendorong seseorang untuk berbicara lebih jauh yang nantinya berubah menjadi "ghibah" dan menjerumuskan kita kepada sesuatu hal yang sangat menyedihkan yaitu ancaman api neraka. 

Untuk itu, sebaiknya kita -rem- saja setiap apa yang kita dengar dan kita lihat untuk tidak menceritakannya kepada orang lain. Biarlah orang lain yang mengetahui sendiri, agar tidak ada 'bumbu-bumbu' penyebab dalam pembicaraan tersebut.
 
3. Tidak berpikir sebelum berucap.
     Hal ini tentulah jelas, ini adalah kebiasaan orang-orang yang memang tidak bisa menstop pembicaraannya. Mereka akan terus berbicara tanpa pernah terpikirkan apakah hal yang kita ucapkan tadi adalah sesuatu yang baik ataukah yang buruk. Lalu kemanakah ayat Al-Qur'an dalam surat Qaf ayat 18 ?.. 

4. Berlebihan menghibur diri.
     Sudah menjadi kebiasaan apabila kita merasa sedih atau setelah tertimpa masalah, maka cara untuk menghibur diri adalah dengan berkumpul bersama teman-teman lalu bebas bercerita apa saja yang dimaksudkan untuk menghibur diri yang bersedih. Padahal hal itu adalah kesalahan, coba biasakan untuk bercerita kepada Allah SWT dan menghibur diri kita yang sedang penat dengan membaca Kalamullah lalu mentadabburinya,, Subhanallah.. Al-Qur'an itu bagi saya (penulis) adalah kitab terbaik diantara kitab-kitab terbaik, karena ketika saya bersedih lalu saya mencoba menenangkan diri dengan membaca Kitabullah, saya merasakan ketenangan yang luar biasa sehingga sedih yang dirasakan hilang dan tergantikan dengan ketenangan. Subhanallah..

5. Banyak waktu kosong.
     Bosan memang, ketika tidak ada kegiatan,, tapi ketika hal itu terjadi, cobalah untuk mencari kesibukan lain.. karena tahukah kalian, bahwasanya ketika tidak ada kegiatan maka yang ada adalah waktu kosong dan hal itulah menjadi pendorong bagi kita untuk menggunakan waktu kosong itu dengan banyak berbicara atau berkumpul-kumpul ria yang tidak ada manfaatnya. Waktu kosong ini bisa terjadi kepada siapa saja, kepada para pelajar yang biasanya sibuk ketika sudah selesai ujian, maka dia akan mendapati waktunya kosong tanpa ada kesibukan yang biasa dilakukan di sekolah,, kepada para pekerja kantoran, kepada para pekerja rumahan ataupun kepada ibu-ibu rumah tangga yang notabene selalu berada di rumah yang menyebabkan lebih banyaknya waktu kosong yang didapat dibandingkan kesibukan.. kecuali ibu itu udah punya anak 5, misalnya... Subhanallah, itu beda lagi namanya.


UNTUK ITU SAUDARIKU, KEMBALI KE TOPIK UTAMA YAITU -BERBICARA YANG BAIK ATAU DIAM- ..
Hendaklah kita menghindari pendorong-pendorong dari banyaknya berbicara yang bisa menyebabkan kita masuk kedalam jurang kesengsaraan (Neraka). NAUDZUBILLAHI MIN DZALIK


_Wallahu a'lam_

Sabtu, 21 Januari 2012

Di Balik Balutan Jilbab

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM......

     Banyak kalangan menolak kewajiban mengenakan jilbab bagi setiap muslimah. Mereka mengira bahwa ajaran yang mewajibkan kaum wanita untuk menutup diri, tidak bergaul bebeas dengan laki-laki, dan lebih banyak tibggal di rumah, adalah ajaran kuno, keras, tidak sesuai dengan perkembangan zaman, melanggar HAM, dan sedera cap buruk lainnya.
     Menurut mereka, salah satu faktor penyebab kemunduran umat islam ialah karena diterapkannya jilbab atas wanita. Entah dengan logika apa opinni ini bisa laris di masyarakat kita. Tapi yang jelas semuanya tak lepas dari makar musuh-musuh Allah untuk mengeksploitasi wanita dengan segala cara. 
     Penetrasi budaya Barat terhadap masyarakaat Indonesia telah sedemikian dalam. Mulai dari pergaulan bebeas, cara berpakaian, pendidikan, sampai masalah ketuhanan sekalipun harus merujuk ke Barat. Hal-hal yang telah baku dalam agama -seperti wajibnya jilbab atas wanita- harus ditinjau ulang dengan kacamata liberalisme dan HAM. 
     Dengan seribu satu alasan mereka berusaha menggagalkan setiap ajakan untuk menjagga kesucian wanita. Maklumlah, mereka adalah antek-antek bangsa Eropa dan Amerika yang terkenal sebagai pemuja syahwat, yang tak sanggup melewatkan tiga menit tanpa berfikir tentang seks. Mereka menganggap seruan berjilbab bagi wanita sebagai ancaman besar yang menggangu kepentingan mereka. Mereka ingin agar wanita selalu tersedia di mana saja dan kapan saja mereka inginkan.
     Namun anehnya, semakin hari semakin banyak wanita yang tertipu dengan propaganda mereka. Makin banyak wanita yang mau dieksploitasi dan dilecehkan kehormatannya.
     Ingatlah, sejarah telah terulang. Mereka yang tak mengambil pelajaran dari masa lalu yang memilukan, pasti akan terjerumus dalam tragedi yang sama. Mereka yang lupa atau tidak tahu bagaimana kondisi wanita sebelum Islam, pasti akan terjerumus dalam keadaan yang sama nantinya.Wallohu 'alam.

Naudzubillahi min zalik
  
dikutip dari buku "Lautan Mukjizat Di Balik Balutan JILBAB"
karya SUFYAN BIN FUAD BASWEDAN